Selamat membaca !

"Semoga bermanfaat, anda boleh mengutip sebagian artikel di blog ini, dengan syarat wajib mencantumkan akun ini dan penulisnya sebagai sumber rujukan, terima kasih.."

Senin, 05 September 2011

Liga : Kabar Dari Kongres V LMND,,


Oleh : Saddam Cahyo*

Salam Pembebasan !!

Setelah tertunda berbulan-bulan, akhirnya KONGRES NASIONAL V LMND sukses dilaksanakan pada tanggal 14-16 Desember 2010 di Denpasar Bali. Sejak  didirikan 11 tahun lalu pada Kongres I / 9-11 Juli 1999 di Bogor Jawa Barat, Organisasi Mahasiswa tingkat nasional bernama Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi atau yang akrab disebut LMND ini telah mengalami dialektika proses yang cukup panjang dan berwarna dalam meniti anak tangga cita-cita kemandirian Negeri dan Bangsa Indonesia.

Kongres Nasional LMND ke-V kali ini dihadiri oleh sekitar 80an delegasi dari 21 propinsi se-Indonesia yang menjadi landasan forum dalam pengambilan keputusan-keputusan tertinggi tingkat nasional. Sedangkan agenda yang dibahas dalam forum Kongres meliputi pelaporan dan evaluasi seluruh hasil dan proses kerja Eksekutif Nasional dan organisasi secara nasional, menetapkan program umum dan program tuntutan, merumuskan strategi perjuangan, perubahan hal-hal pokok dalam AD/ART serta menetapkan Pimpinan Nasional Organisasi untuk periode berikutnya.

Dari keseluruhan proses forum Kongres Nasional LMND ke-V yang berlangsung selama tiga hari penuh ini dihasilkan beberapa keputusan penting organisasi secara nasional, diantaranya ;

Akar problematika mendasar masyarakat Indonesia yang kini terasa sangat kompleks dan menyesakkan adalah dipertahankannya sistem Kapitalisme Neoliberal (penjajahan gaya baru/ modal asing) oleh Rezim boneka imperialisme di Indonesia (SBY-Boediono dan segelintir penguasa komprador lainnya), serta sisa-sisa watak feodalisme dan militerisme serta nasionalisme sempit yang kontra produktif dan melahirkan sistem demokrasi borjuis yang hanya dapat diakses oleh kelas bermodal kuat saja dan berdampak pada mengakarnya budaya korupsi sebagai dampak kehancuran tenaga produktif Bangsa Indonesia.

Kehancuran berbagai persoalan mendasar Bangsa kita semakin meluas tak hanya dalam aspek basic strukturnya/ ekonomi saja, namun juga dalam aspek politik, budaya, sosial,penguasaan kekayaan Sumber Daya Alam yang didonimasi modal asing, bahkan komersialisasi brutal yang mencakup segala aspek kebutuhan pokok masyarakat Indonesia seperti kebutuhan pangan, kesehatan, jaminan sosial dan bahkan pendidikan yang sangat vital sebagai mesin pendorong perubahan dan kemajuan negeri dan bangsa ini.

Untuk itu LMND secara nasional menyerukan kepada seluruh mahasiswa dan rakyat Indonesia untuk Membangun Front Persatuan Nasional yang luas dari Gerakan Berbagai berbagai sektor masyarakat untuk Pemerintahan Demokrasi Kerakyatan. Sebagai organisasi mahasiswa nasional yang berasaskan Pancasila, LMND bertujuan untuk menghentikan sistem penindas hak rakyat, dan mewujudkan tatanan masyarakat Indonesia yang berdulat secara politik, mandiri secara ekonomi dan berkepribadian dalam bidang budaya.  

*) Dimuat dalam ”SUARA PELOPOR” News Letter LMND Ekswil Lampung  Edisi Maret 2011


Liga : Nyaris Seribu Mahasiswa Unila di Drop Out


Kabar Buruk !!
Sekali lagi Hak anak Indonesia untuk mengenyam ilmu pengetahuan di Perguruan Tinggi Negeri dirampas oleh kampusnya sendiri !

Perlu diketahui, SK Rektor Unila No ; 464/H26/DT/2010 tertanggal 25 Oktober 2010 Tentang Pemutusan Studi Mahasiswa telah dikeluarkan tanpa mekanisme sosialisasi yang jelas. Hampir 900 orang mahasiswa Unila dari seluruh Fakultas yang ada kali ini harus menelan telak pil pahit DROP OUT / Pemutusan Studi, diantaranya ; 179 Fak Ekonomi, 128 Fak Hukum, 35 Fak KIP, 89 Fak Pertanian, 178 Fak Teknik, 158 Fak ISIP, dan 140an Fak MIPA.

Ditengah badai krisis kualitas SDM di negeri yang makin hari semakin menyesakkan kehidupan masyarakat ini, justru Unila kembali mengeluarkan Surat Keputusan Pemutusan Studi kepada ratusan mahasiswa yang masih memiliki semangat kuliah. Yang amat disayangkan dari terbitnya SK Rektor kali ini adalah tidak adanya mekanisme sosialisasi yang adil merata, dan bertanggung jawab. Sebagai Perguruan Tinggi Negeri seharusnya Unila menganut mekanisme yang lebih manusiawi karena secara langsung mengemban amanat UUD untuk menjamin terpenuhinya hak dan kewajiban mencerdaskan Bangsa melalui institusinya.

Semestinya pihak birokrasi kampus maupun birokrasi mahasiswa mampu lebih pro-aktif memperhatikan permasalahan ini, karena persoalan DO adalah persoalan hidup dan matinya masa depan seseorang. Kondisi ini diperburuk dengan tidak pernah / minimnya sosialisasi Peringatan Pra DO di Fakultas masing-masing apa lagi mengharapkan disediakannya ruang untuk melakukan proses banding bagi mahasiswa yang sudah dinyatakan Drop Out dengan syarat tertentu yang menguatkan dikembalikannya status kuliah mereka ataupun pemberian kompensasi yang adil dan tepat bagi mereka yang terlanjur di DO.

Untuk itu kami Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi menyerukan kepada seluruh pihak terkait untuk bersama-sama membuka ruang demokrasi dalam Institusi Pendidikan Negeri yang semestinya Humanistik ini, dan kepada seluruh kawan-kawan mahasiswa untuk memajukan wacana ini menjadi sebuah upaya konkret dalam bentuk gerakan persatuan, Karena kegagalan sistem seperti ini adalah ancaman yang akan menjadi momok berkepanjangan bagi seluruh mahasiswa Universitas Lampung ini.






Teosos : Mari Fahami Teori Sosiologi Modern


Oleh : Saddam Cahyo*

Tulisan kali ini berusaha mengajak kita mulai memahami teori sosiologi modern yang sebenarnya sangat fundamental untuk kita fahami sebagai mahasiswa jurusan sosiologi.  Jika pada tulisan sebelumnya saya sedikit mengupas pemahaman akan teori klasik, kini coba dijelaskan perbedaan mendasarnya dengan teori modern yang akan kita bahas lebih lanjut.

Berbeda dengan teori-teori klasik sosiologi yang identik dengan pemikiran-pemikiran perorangan para pakar, teori sosiologi modern memiliki corak yang berlainan, yakni memusatkan analisanya pada aliran-aliran pemikiran sosial. Hal ini bermakna bahwa teori sosiologi pun mengalami perubahan dari fase awal perkembangannya mengikuti dinamika perubahan sosial masyarakatnya karena setiap ilmu pengetahuan merupakan hasil konstruksi zamannya.

Sedangkan yang melatar belakangi berkembangnya teori-teori sosial modern adalah dinamika yang muncul dari banyak pakar sosiologi terutama di Amerika awal abad ke-20 yang ditandai dengan munculnya bebrapa mazhab teori sosial seperti Universitas Chicago sebagai poros dengan aliran teori interaksionisme simboliknya. Kemudian Universitas Harvard di Inggris menggeser dominasi Chicago dengan aliran teori fungsionalisme strukturalnya dan beriringan dengan itu berkembang pula teori-teori kritis di Universitas Frankfurt.

Selain beberapa mazhab yang disebut di atas, kita akan mengulas teori-teori yang pokok dalam sosiologi modern, yakni teori konflik, teori pertukaran, teori dramaturgi, dan teori-teori kritis. Dan penjelasannya masing masing, sebagai berikut ;

Teori Fungsionalisme Struktural
Beberapa tokohnya adalah Talcott Parsons, Robert K Merton, dan Kingsley Davis. Asumsi dasar teori ini memandang masyarakat sebagai suatu system yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan secara alamiah dan masing-masing elemen harus berfungsi normal untuk menjamin keberlangsungannya. Pandangannya terhadap fenomena stratifikasi sosial adalah pembedaan peran, posisi dan perlakuan yang muncul dalam kehidupan masyarakat adalah suatu kewajaran dan keharusan sebagai kenyataan universal yang bersifat fungsional untuk mempertahankan eksistensi masyarakat itu sendiri. Teori ini tak luput dari beragam kritik karena dianggap sangat linier positifistik dan melanggengkan perlakuan dan posisi khusus bagi segelintir orang dalam masyarakat.

Teori Interaksionisme Simbolik
Beberapa tokohnya adalah Robert Park, CH. Cooley, Herbert Mead, A. Strauss, H Blumer, dan Thomas Kuhn. Teori ini menganalisa hubungan proses-proses interaksi sosial dan dampaknya bagi individu maupun masyarakat. Dengan memegang prinsip bahwa fenomena sosial selalu dipengaruhi oleh kemampuan berfikir, berinteraksi dan memaknai simbol-simbol dalam interaksi sosial.

Teori Konflik
Beberapa tokohnya adalah Ralf Dahrendorf, Jonathan Turner dan Randall Collins. Berangkat sebagai reaksi alternatif atas teori fungsionalisme struktural yang mengesampingkan fenomena konflik dalam masyarakat, teori ini memandang masyarakat sebagai suatu sistem sosial yang terdiri dari berbagai bagian yang memiliki kepentingan berbeda dan saling berusaha mendominasi. Teori yang berakar dari pemikiran klasik Karl Marx ini memandang hakekat kenyataan sosial adalah konflik, dimana konflik sosial adalah konsekuensi logis dari perbedaan kepentingan yang tegas dari dua kelas social yang akan menimbulkan beberapa dampak, yakni keterasingan, kesadaran palsu, konsensus dan hingga pada pandangan akan manfaat konflik sebagai pendorong terjadinya perubahan sosial secara kualitatif dengan jalan keluar yang revolusioner.  

Teori Pertukaran
Beberapa tokohnya George Homans, Peter Blau dan Richard Emerson. Teori ini menyimpulkan bahwa tingkah laku manusia selalu dilandasi oleh pertimbangan untung-rugi, dimana motivasi yang mendorong setiap orang untuk berinteraksi dengan orang lain adalah untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan tertentu dan kontak sosial itu akan terus berlangsung selama kedua belah pihak masih mendapatkan keuntungan dari pertukaran tingkah laku itu. Karenanya teori ini kerap disamakan dengan watak pragmatisme.

Teori Dramaturgi
Tokohnya adalah Erving Goffman. Teori ini menganalogikan perbandingan pertunjukan panggung dengan tingkah laku manusia dalam dunia sosial nyata, dimana terdapat perbedaan mencolok antara perilaku depan panggung yang selalu berusaha mengemas penampilan sebaik mungkin dengan  perilaku belakang panggung dimana proses interaksi social berjalan apa adanya sesuai dengan karakter kepribadiannya sendiri tanpa kemasan.

Teori kritis dan Post Modernisme
Berapa tokohnya adalah Jurgen Habermas, Erich Fromm, dan Baudlirard. Teori kritik berkembang saat munculnya gejolak disparitas dan anomali yang muncul ditengah modernisme yang kian massif dalam berbagai aspek kehidupan manusia sebagai konsekuensi dari hegemoni kapitalisme dunia. Dalam pandangannya, teori ini cukup cermat mengkritisi berbagai celah kesalahan dari sistem yang berlaku baik itu ilmu sosial, kebudayaan, birokrasi ataupun teknologi yang secara implisit berpotensi menjerumuskan manusia dala keterasingan individu yang menindas. 

Perlu diingat bahwa teori sosiologi akan terus berkembang sejauh peradaban manusia berlangsung, untuk itu kita sebagai calon sosiolog dan  pemikir sosial harus memulai membentuk diri menjadi sosok intelektual organik yang terus produktif berkarya membangun bangsa.

Referensi  :
·        Raho, Bernard SVD. Teori Sosiologi Modern. Jakarta : Prestasi Publisher, 2007.
·        Maliki, Zainuddin. Narasi Agung Teori Sosial Hegemonik. Surabaya : LPAM, 2003.

**) Mahasiswa Sosiologi FISIP Unila
      Dimuat dalam ”SOCIETAS” Buletin HMJ Sosiologi Unila Edisi Februari 2011

Resensi : Memahami Sosiologi Lewat Buku Pengantar Bergambar

Oleh : Saddam Cahyo*

Mayoritas mahasiswa sosiologi saat ini memiliki latar belakang orientasi mengenyam studi yang sangat normatif, yakni “yang penting kuliah, cepet lulus dan cepet kerja”. Maka cukup logis kiranya, jka sangat minim sekali ditemui kehendak ataupun minat membaca, belajar, apalagi menyisihkan uang subsidi orang tua untuk membeli buku referensi perkuliahan. Jika anda salah satu diantaranya, tak perlu berkecil hati karena itulah realitasnya, namun jangan pula anda menikmatinya, tetapi cobalah merubah kualitasnya perlahan.

Ada banyak ragam bacaan pengantar sosiologi dari yang setebal bantal sampai lembaran dua halaman saja, dan seluruhnya selalu saja mengkalaim merangkum keseluruhan prinsip pokok ilmu sosiologi padahal subjek ilmu ini sangatlah luas dan dinams yang tak mungkin dapat di rangkum hanya dalam satu buku saja.namun buku ini berhasil menggambarkan garis besar mengenai persoalan utama yang menjadi subjek sosiologi.

 Sebuah buku pengantar yang unik ini ditulis oleh Richard Osborne seorang intelektual Inggris dengan bantuan ilustrasi gambar karya Borin Van Loon yang kawakan berkarya seni untuk ilmu pengetahuan. Keunikan buku ini adalah pengetahuan ringkas sosiologi yang cukup komperhensif disampaikan dengan paduan ilustrasi gambar / komik yang menarik dan “hidup”, jadi jika anda mudah jenuh membaca ketikan huruf yang monoton, kini mata anda akan dihibur dengan gambar-gambar menarik dan memacu minat baca anda.
_____________
Kotak Labirin, 24 Januari 2011

*) Dimuat dalam "SOCIETAS" Buletin HMJ Sosiologi Unila Edisi Februari 2011

Resensi : Nurani, Membedah Sosiologi Mainstream di Indonesia


Oleh : Saddam Cahyo*

Patut disyukuri, dunia keilmuan sosial di Indonesia kini mulai memperoleh sambutan dan peran yang cukup penting bagi seluruh kalangan masyarakat. Sosiologi sebagai induk dari seluruh ilmu pengetahuan sosial tentu pula merasakan berbagai progress atau kemajuan dalam perkembangannya di tengah bermunculannya kompleksitas problema sosial khas corak masyarakat transisi industrial kapitalistik Negara dunia ketiga.  

Nurani Soyomukti, seorang dosen muda yang dikenal produktif menulis dan memiliki pandangan progresif terhadap dinamika masyarakat kontemporer. Buku Pengantar Sosiologi yang ditulisnya kali ini menjadi penting tak hanya dalam konteks  perkembangan keilmuan saja tapi juga karena di dalamnya dilengkapi analisa perubahan sosial dalam masyarakat Indonesia terkini maupun dinamika masyarakat global. Pola penjelasannya memiliki pola yang berbeda dari Buku Pengantar Sosiologi kebanyakan yang terkesan sangat kaku, ia berhasil menyampaikan poin-poin pokoknya dengan penjelasan analisa yang utuh  dan luwes, khas semangat muda sehingga buku ini tidak kering.

Sebuah kalimat penutup yang penting adalah “Tidak ada satupun cabang ilmu sosial yang mengabaikan perkembangan ilmu sosiologi, kecuali ilmu itu menghendaki posisi berbahaya karena ilmu itu akan kehilangan sentuhannya terhadap realitas sosial yang dinamis sehingga ketumpulan dan kesempitan analisa melekat padanya.” Dan masih banyak pembahasan menarik dalam buku ini yang mencoba membedah pola-pola lama.
_____________
Kotak Labirin, 24 Januari 2011

*) Dimuat dalam "SOCIETAS" Buletin HMJ Sosiologi Unila Edisi Februari 2011